Sirup
adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa kecuali
dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O11
tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%. Pembuatan kecuali
dinyatakan lain, sirup dibuat sebagai berikut: buat cairan untuk
sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut.
Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang
dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai. Pada pembuatan sirup
dari simplisia yang mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan
Natrium Karbonat sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali dinyatakan
lain pembuatan sirup simplisia untuk persediaan ditambahkan Metil
Pareben 0.25% b/v atau pengawet lain yang cocok (Farmakope III).
Sebagian
besar sirup – sirup mengandung komponen – komponen berikut
disamping air murni dan semua zat – zat obat yang ada seperti gula,
biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk memberi
rasa manis dan kental, pengawaet antimikroba, pembau dan pewarna.
Juga banyak sirup – sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan,
mengandung pelarut – pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental
dan stabilisator.
Sediaan
sirup paling sering dibuat dengan satu dari empat cara umum,
tergantung dari sifat kimia dan fisika bahan – bahan. Dinyatakan
secara luas, cara – cara ini adalah:
- Larutan dari bahan – bahan dengan pemanasan.
- Larutan dari bahan – bahan dengan pengadukan tanpa pemanasan.
- Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa (tambahan).
- Dengan perkolasi dari sumber – sumber bahan obat atau sukrosa.
Pada keadaan
tertentu sirup dapat berhasil dibuat dengan lebih dari salh satu cara
di atas. Sehingga metode pembuatan tergantung pada selera
pembuatannya (Ansel, 1989).
Sirupi adalah
sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam yang minimal mengandung
50% sukrosa. Penambahan bahan obat atau sari tumbuhan dapat merupakan
komponen lainnya dari sirupi.
Kandungan sakarosa
dari sirup yang tercantum dalam Farmakope terletak antar 50 dan 65%,
akan tetapi umumnya diantara 60 dan 65%. Hal itu akan berkaitan
dengan daya tahan sediaannya.
Dalam larutan gula
yang jenuh (kira – kira 66%) tidak memungkinkan pembentukan jamur
oleh karena dengan larutan berkonsentrasi tinggi, air yang diperlikan
bagi perkembngbiakan microorganisme akan dihisap melalui proses
osmosis. Atas dasar daya tahannya itulah, sediaan berkonsentrasi
tinggi dinilai paling baik, meskipun harus pula memperhatikan bahwa
tingginya kandunagn gulan dari sirup dapat menyebabkan berkurangnya
kelarutan bahan oabt tertentu di dalamnya (Voight, 1995).
0 Response to " Definisi Pengertian Tentang Sirup "
Post a Comment