STROKE
Ø DEFINISI PENGERTIAN STROKE
Stroke adalah
syndrome yang disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak yang menyebabkan
deficit neurologist tiba-tiba yang bertahan selama paling tidak 24 jam. Stroke
merupakan manifestasi utama dari penyakit serebrovaskular, yang merupakan semua
tipe penyakit vascular pada otak.
Ø PATOFISIOLOGI STROKE
1.
Patologi vascular yang menyebabkan
storke bisa termasuk semua kelainan dari pembuluh, aliran darah, atau kualitas
darah. Kelainan pembuluh bisa termasuk terbentuknya defek, arteritis, aneurysm
(= dilatasi local suatu arteri karena dindingnya melemah), penyakit hipertensi,
vasokontriksi, dan aterosklerosis. Aliran darah bisa dipengaruhi oleh penyakit
pada pembuluh dan oleh proses trombolitik atau embolik. Perubahan di otak oleh
karena kelainan ini adalah menurunnya tekanan darah (iskemia) atau perdarahan.
2.
Ketika stroke terjadi, manifestasi
neurologist yang terjadi tergantung pada lokasi gangguan pada otak dan
tingkatan iskemia, infark, atau hemorrhage.
3.
Iskemia berperan pada 85% dari
semua stroke; dari ini, hampir 65% disebabkan oleh infark aterotrombosis.
Emboli serebral menyebabkan sekitar 20% dari stroke. Hemorrhage ke jaringan
otak dan hemorrhage subaracnoid berperan untuk 15% dari semua stroke.
FAKTOR RESIKO STROKE YANG BISA DIRAWAT
1. Hipertensi adalah factor resiko utama yang bisa dirawat untuk
stroke dan terkait kuat dengan infark aterotrombotik di otak dan hemorrhage
serebral.
2. Individu dengan penyait cardiac (seperti, penyakit jantung
koroner, gagal jantung, hertropi ventricular kiri, dan aritmia [yaitu,
fibrilasi atrial]) mempunyai resiko dua kali untuk stroke jika dibandingkan
dengan mereka tanpa penyait jantung.
3. Transient ischemic attack, TIA (= serangan iskemia singkat)
adalah iskemia deficit neurologist yang berlangsung <24 jam. TIAP mendahului
strke iskemia pada sekitar 60% kasus;
35% pasien yang tidak dirawat akan mengalami stroke dalam 5 tahun.
4. Beragam factor yang ditemuka pada studi oleh Framingham (yaitu,
peningkatan tekanan darah sistolik, peningkatan serum kolesterol, intoleransi
gluksa, merokok, dan hipertropi ventricular kiri yang terdeteksi oleh
electrocardiogram, ECG) bisa digunakan untuk mengidentifiasi sekitar 10%
populasi dengan resiko 1/3 untuk stroke.
PENYAKIT SEREBROVASKULAR
Penyakit Aterotrombotik
a)
Aterosklerosis dan pembentukan plak
yang mengikuti bisa menyebabkan penyempitan arteri atau oklusi dan merupakan
penyebab umum dari stenosis (= penyempitan jalur) aortacranial. Trombosis
sangat mungkin terjadi ketika plak merupakan penyebab penyempitan pembuluh.
Emboli bisa menghasilkan stroke ketika suatu bekuan, plak, atau agregat
platelet masuk ke sirkulasi dan menghalangi suatu arteri. Platelet menyebabkan
trombosis, karena agregasi platelet merupakan gabungan fator koagulasi dan
eritrosit, dan suatu bentukan jaringan fibrin. Proses aterosklerosis
bervariasi; iskemia yang terjadi tergantung pada kecukupan aliran darah dan
sirkulasi kolateral dan emboli.
Iskemia Serebral
a)
Iskemia serebral bisa global
(meluas) atau focal (terpusat). Iskemiaglobal dihubungkan dengan kurangnya
aliran darah kolateral, dan kerusakan otak ireversibel terjadi dalam 4-8 menit.
Pada iskemia focal, adanya sirkulasi kolateral membantu keselamatan sel otak
dan kerusakan neuronal bisa dipulihkan setelah periode iskemia.
b)
Fungsi sel bisa dijaga sampai 4
jam jika pengurangan aliran darah serebral masih dalam rentang yang dihubungkan
dengan kegagalan elektronik (15-18 ml/100 g per menit) dan kegagalan ionic (10
ml/100 g per menit).
c)
Ketika aliran darah serebral 10
ml/100 g per menit, gangguan metabolic (seperti, aumulasi asam laktat, deplesi
ATP, dan peningkatan kalsium intraseluler) akan menurunkan integritas sel,
meningkatkan permeabilitas membrane, menyebabkan asidosis intraseluler, dan
menggangu fungsi sel.
d)
Pembesaran adalah salah satu
respon primer dari jaringan otak terhadap cedera akut. Pergerakan plasma ke
ruang intraseluler menyebabkan peningkatan tekanan intracranial, yang bisa
menyebabkan herniasi otak.
Infark Lacunar
a)
Olusi cabang arteri kecil dari lingkar Willis dan dari arteri basilar
dan serebral anterior, media, dan posterior bisa menyebabkan infark kecil jauh
di dalam hemisfer serebral dan batang otak. Lacunar atau lacune berarti kavitas
kecl yang tersisa setelah jaringan nekrotik diangkat. Patofisiologi telah
menjelaskannya sebagai proses degeneratif pada arteri media (lipohyalinosis),
menyebabkan oklusi pembuluh.
TIA
·
Patofisiologi TIA
melibatkan proses aterosklerotik dari pembentukan thrombus du arteri
serebrovaskular dan dan aliran darah serebral yang kecil. Mikroemboli yang
keluar dari thrombus serebral dan berdiam di area distal, menyebabkan disfungsi
serebral terpusat temporer. Sebab lain termasuk emboli dari jantung dan peningkatan viskositas darah
sebagai akibat kondisi seperti polycytemia.
Emboli Serebral
- Semua area otak bisa terkena emboli, dengan yang paling umum pada arteri serebral media. Emboli bsia muncul dari pecahan thrombus arteri yang keluar dari vegetasi katup jantung. Emboli terkadang terbentuk dari plak aterotomasus yang terulserasi; emboli dari udara, lemak, atau sel tumor (jarang).
- Emboli serebral setelah suatu penyakit trmbotik biasanya mula kerjanya cepat dan tidak didahului TIA. Karena hanya ada waktu sedikit untuk pembentukan aliran darah kolateral, stroke emboli seringkali beraibat sangat gawat.
- Fibrilasi atrial krnik adalah penyebab paling umum dari emoli cardiogenic dan penyebab paling umum untuk aritmia yang tertunda.
- Factor yang meningkatan resiko emboli pada pasien dengan penyakit jantung valvular termasuk stenosis mitral dengan atau tanpa inkompetensi dari katup, fibrilasi atrial, peningkatan ukuran atrial kiri, meningkatnya usia, dan kejadian emboli sebelumnya.
- Pembentukan thrombus pada katup jantung buatan dihubungkan dengan gangguan aliran darah karena katup dan potensi trombogenik dari material katup. Katup bioprostetik telah mempunyai rancangan aliran terpusat, yang dengan gangguan aliran lebih kecil, dan material biologis (seperti, katup dari babi), yang lebih tidak trombogenik dari katup mekanis.
- Frekuensi emboli tertinggi karena infectif endocarditis dihubungkan dengan infeksi pada sisi kiri jantung yang menghasilkan vegetasi besar dan mobile.
Hemorrhage Intracranial
·
Factor yang sering
menyebabkan stroke hemorrhagic adalah hipertensif hemorrhage intracranial,
robeknya saccular (=saku, kantong) (karena) aneurysm (= dilatasi local arteri
karena dindingnya melemah), hemorrhage yang dihubungkan dengan kelainan
perdarahan, dan malformasi arteriovena. Perdarahan dari robeknya arteri
menyebabkan ekstravasasi (= keluarnya cairan dari pembuluhnya) darah ke
jaringan otak dan pembentukan massa.
Jaringan otak digantikan dan dikompresi, yang bisa mengganggu fungsi otak.
Ø Manifestasi KLINIK STROKE
a)
Manifetasi neurologik berbeda
tergantung tipe stroke; lokasi serangan; dan tingkatan iskemia, infark, atau
hemorrhage. Stroke bisa menunjukkan variasi manifestasi, baik reversible atau
ireversibel, berisar dari hemiplegia (= kelumpuhan separuh bagian tubuh) sampai
gangguan sensorik.
b)
Trombosis pada pembuluh serebral
menghasilkan berbagai manifestasi klinik jika dibandingkan dengan penyakit
embolik atau hemorrhage intracranial. Stroke yang didahului oleh TIA terjadi
pada 50% kasus. Jika trombosis melibatkan arteri carotid internal (= arteri
yang membawa darah ke leher dan kepala) dan arteri cerebral medial. Simtom
focal (= local, setempat) bisa termasuk mono- atau hemiplegia, mono- atau
hemiparesthesia (= ‘kesemutan’), kebutaan pada satu mata, dan gangguan
berbicara. Jika system vertebrobasilar terlibat, simtom bisa termasuk pusing,
diplopia (= pandangan ganda), numb (= tidak bisa merasakan apa-apa), gangguan penglihatan,
dan disartria (= kesulitan mengucapkan kata-kata dengan benar). Biasanya
serangan ini singkat dan hilang <10 menit. Stroke sendiri biasanya berupa
serangan tunggal. Stroke dalam evolusinya atau stroke progresif terjadi tiap
jam, hari, atau minggu. Kebanyakan stroke karena thrombus di serebral terjadi
sewaktu istirahat ketika tidaur atau setelah bangun. Sakit kepala bisa
mendahului simtom lain, tapi seringkali absent.
c)
Tampilan klinik dari infark
lakunar bervariasi tergantung dari lokasinya. Sindrom lakunar yang paling
gsering terjadi adalah hemiparesis atau hemiplegia pada lengan, kaki, wajah,
dan trunk karena infark pada bagian
posterior dari kapsula interna. Disartria ringan terjadi tanpa perubahan
sensorik atau perubahan kesadaran atau defek penglihatan bidang. Bagian tubuh
yang terpengaruh menunjukkan tingkat kelemahan yang sama. Kontrasnya, stroke
pada bagian kortikal biasanya tingkatan kelemahan berbeda untuk tiap bagian.
d)
Kebanyakan TIA berakhir dalam 5-10
menit; yang berahir > 1 jam bisa muncul karena emboli. Simtom
ditentukan oleh lokasi lesi. TIA terjadi dengan peningkatan freuensi, durasi
lebih lama, dan lebih parah disebut crescendo TIA; ini harus segera ditangani
karena biasanya melambangkan stenosis arteri carotid dan/atau ulserasi atau
aneurisme pada arteri ekstracranial.
e)
Mula kerja emboli serebral
biasanya tiba-tiba, sering terjadi pada pasien yang sadar. Emboli cardoigenic
dihubungkan dengan temuan neurologist multifokal.
f)
Hemorrhage intracranial biasanya
mula kerjanya tiba-tiba; perubahan biasanya terjadi dalam menit sampai jam
(sampai 24 jam). Kebanyakan pasien kehilangan kesadaran, yang sering didahului
oleh sakit kepala dan pusing. Hemorrhage kapsula eksterna (putaminal)
terkait-hipertensi manifestasinya berupa mula kerja yang cepat untuk hemiplegia
dan hilangnya kesadaran. Deviasi konjugasi dari mata ke sisi berlawanan dari
bagian tubuh yang terserang umum terlihat. Jika lesi membesar, kompresi pada
batang otak atas menyebabkan koma yang dalam, dilatasi pupil, tanda Babinski,
hipertonus motor bilateral, dan pernafasan tidak teratur. Hemorrhage kapsula
interna (thalamic) juga dicirikan dengan ,ula kerja yang cepat; tetapi,
hilangnya penglihatan terjadi pada sisi yang sama dengan bagian tubuh yang
terserang. Gangguan pandangantermasuk defek pandangan vertical dan horizontal,
deviasi mata kea rah bawah, dan pupil yang tidak setara.
Ø DIAGNOSIS STROKE
1.
Sulit mendapatkan diagnosa akurat
untuk lesi tertentu karena variasi pada tampilan klinik, tapi pemeriksaan
klinik bisa membantu menemukan lokasi lesi dan membedakan antara stroke iskemia
atau stroke hemorrhage. Studi pencitraan (imaging studi) (seperti, computed
tomography [CT] scan dan magnetic resonance imaging [MRI]) merupakan alat
diagnosis penting. Hasil CT
scan harus didapatkan sebelum memulai terapi dengan antikoagulan atau
antiplatelet.
2.
Rekomendasi untuk pencitraan otak
pada individu yang dicurigai untuk TIA hemispheric adalah sebagai berikut:
o
CT scan tanpa kontras
sebaiknya dilakukan untuk mengeluarkan lesi lain yang mengahsilkan manifestasi
seperti-TIA, seperti tumor.
o
MRI tidak direkomendasikan
rutin kecuali pemeriksaan dengan CT scan gagal atau tidak cukup
o
Penggunaan rutin MRI pada
TIA vertebrobasilar tidak dianjurkan
3.
Rekomendasi untuk pencitraan otak
pada stroke akut adalah sebagai berikut:
- CT scan kepala tanpa kontras bisa mendeteksi dengan cepat hampir 100% hemorrhage pada 12-24 jam pertama
- CT scan lanjutan tanpa kontras dilakukan 2-7 hari setelah serangan akut bahkan jika scan awal negative dengan tujuan untuk menemukan potensi perubahan hemorrhagic atau menentukan lokasi infark. MRI bisa digunakan setelah 12-24 jam untuk mendeteksi lokasi dan ukuran infark.
- MRI saat ini tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin pada stroke akut
4.
CT scan atau MRI bisa memberikan
bukti infark lakunar jika dilakukan dalam 7-10 hari; tetapi, infark <2 mm
bisa tidak terdeteksi.
5.
Diagnosis TIA dihambat oleh
singkatnya durasi TIA, sehingga diperlukan bantuan pasien untuk mengumpulkan
simtom. Studi laboratorium dilakukan untuk mengeluarkan kelainan darah atau lainnya
yang bisa menurunkan aliran darah serebral. Emboli dari kardiak juga harus
dipertimbangkan sebelum melakukan ECG, sinar-x dada, dan echocardiography.
6.
Emboli cardiogenic harus
dipertimbangkan jika terdapat factor berikut: usia diatas 60 tahun, onset mendadak
untuk deficit neurologist maksimal, sebelumnya mengalami infark kortikal,
riwayat penyait katup jantung atau infark myokardia pada ventricular kiri, dan
fibrilasi atrial atau gagal jantung. Transthoracic dua dimensi, M-mode, dan
transesophageal echocardiography berguna untuk mendemosntrasikan trombi,
disfungsi katup, dan disfungsi cardiac, ECG bisa mengindikasikan aritmia
(seperti, fibrilasi atrial). MRI dan CT scan sedang dievaluasi untuk
kemampuannya mendeteksi emboli cardiogenic.
Pada hipertensif hemorrhage
intraserebral, petunjuk diagnosa penting adalah onset yang mendadak dan
perubahan cepat dari temuan fisik dan riwayat untuk hipertensi. Sakit kepala
terjadi saat onset pada sekitar 50% kasus, dan konvulsi dan muntah adalah umum.
Pemeriksaan funduskopik bisa menunjukkan hemorrhage periarteriolar dan
menurunkan ukuran arteriolar. Tanda ocular mambantu dalam menemukan hemorrhage
dari putaminal dan thoracic. CT scan tanpa kontras adalah prosedur diagnosa
pilihan karena bisa mendeteksi sejumlah kecil darah dan membedakan antara
hemorrhage dan infark.
SOURCE : DIPIRO
0 Response to " Penyakit Stroke "
Post a Comment