Tujuan frekuensi penggunaan obat adalah untuk menjaga kadar obat didalam darah tetap berada di rentang indeks terapi. Saat kadar obat di dalam darah mulai turun dan akan masuk area dibawah indeks terapi, maka obat diminum lagi sehingga kadar obat didalam darah kembali naik dan masuk dalam rentang indeks terapi.Penggunaan Antibiotik untuk terapi infeksi bakteri / mikroba dalam rangka eradikasi mikroba dilakukan selama jangka waktu tertentu. Untuk memperoleh efikasi klinis, antibiotik digunakan secara rutin dalam jangka waktu tetentu. Lama waktu pemberian / penggunaan antibiotik bergantung jenis mikroba dan penyakitnya. Penggunaan antibiotik harus memperhatikan, dosis, waktu pemberian, frekuensi dan lama pemberian sesuai rejimen terapi dan kondisi pasien. Berikut sedikit penjelasan mengapa perlu memperhatikan hal hal tersebut :a. Dosis : Dosis obat diperoleh malalui penelitian yang panjang melalui fase praklinik ( yaitu menggunakan hewan uji ) dan fase klinik ( yaitu uji pada manusia). Sehingga dosis obat tersebut memberiakan efek terapi yang optimal dan tidak membahayakan bagi penggunanya.b. Waktu pemberian Obat : Waktu pemberian obat sangat mempengaruhi efektifitas pengobatan. Misalnya obat antibiotik ampisilin akan memberikan efek yang optimal ketika diminum saat perut kosong atau bisa disebut saat lambung tidak terisi makanan. Sehingga obat diminum saat 1 jam sebelum makan atau 2jam setelah makan. Waktu penggunaan obat juga dipengaruhi oleh frekuensi penggunaan obat. Ketika obat memiliki frekuensi 3x sehari, maka untuk mendapatkan hasil yag optimal (24 jam / 3 = 8 jam) obat diminum tiap 8 jam, misalnya diminum pada jam 6 pagi, lalu jam 14.00 siang dan pada jam 22.00 malam. Mengapa harus demikian ?, akan dijelaskan pada poin selanjutnya c. Frekuensi penggunaan obat.c. Frekuensi Penggunaan Obat adalah : berapa kali obat itu harus digunakan / diminum dalam seharu atau dalam jangka waktu tertentu. Setiap obat memiliki frekuensi penggunaan yang berbeda beda. Frekuensi penggunaan obat bergantung dengan kadar obat tersebut didalam darah. Kadar obat didalam darah dipengaruhi eleminasi obat dari tubuh. Semakin cepat obat tereliminasi dari dalam tubuh, maka frekuensi penggunaan obat akan semakin sering dan sebaliknya jika obat tereliminasi dalam waktu yang lama di tubuh maka frekuensi penggunaan obat semakin jarang. Obat memiliki indeks terapi / dosis obat didalam tubuh tubuh yang memberikan efek terapi. Ketika kadar obat masuk dalam indeks terapi maka akan memberikan efek terapi. Bila kadar obat didalam tubuh dibawah indeks terapi maka efek terapi akan hilang / tidak muncul. Sedangkan ketika kadar obat didalam darah diatas indeks terapi maka akan terjadi over dosis.
d. Lama Pemberian Obat adalah Lama obat digunakan atau durasi pengobatan. Pengobatan / terapi obat dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu terapi kausatif (pengobatan pada sumber penyakit) dan terapi simptom / gejala (pengobatan gejala penyakit). Pengobatan dengan terapi kausatif diberikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengatasi penyebab penyakit. Contoh terapi kausatif adalah pengobatan dengan antibiotik yang dilakukan dalam jangkan tertentu untuk mengatasi mikroba penyebab penyakit. Sedangkan terapi simptomatis / gejala digunakan untuk mengatasi gejala gejala yang timbul dari penyakit. Misalnya infeksi bakteri menimbulkan gejala demam, sehingga diberi obat penurun demam untuk mengatasinya.
Kondisi pasien juga mempengaruhi dosis, waktu, frekuensi seperti pasien hamil, menyusui, anak anak, pasien dengan penurunan fungsi ginjal. Pasien hamil tidak boleh minum sembarang obat , karena ada obat tertetu yang dapat membahayakan janin. Begitu juga wanita menyusui juga tidak boleh sembarang minum obat karena ada obat yang dapat masuk ke asi sehingga membahayakan bayi. Pasien anak anak memiliki dosis dibawah dari dosis dewasa. Pada pasen dengan penurunan fungsi ginjal Perlu penyesuaian dosis karena menurunnya eleminasi obat dari tubuh. Sehingga dosis harus diturunkan.
Berikut Ini Lama Pemberian Antibiotik Berdasarkan Penyakit dan Jenis Mikrobanya :
PENYAKIT LAMA PEMBERIAN OBAT 1. Sebagian besar Infeksi seperti pneumonia, septikum 5 – 7 Hari 2. Cystitis 3 Hari 3. Streptococcal pharingitis 10 Hari 4. Endokarditis 2 - 6 Minggu 5. Pyelonefritis 2 Minggu 6. Osteomyelitis Beberapa minggu / bulan 7. Septic Arthritis 2 – 6 Minggu 8. Lung Abscess 4 – 6 Minggu 9. Liver Abscess 1 – 4 Bulan
Selanjutnya harus dilakukan evaluasi berdasarkan data mekrobiologis dan kondisi klinis pasien serta data penunjang lain.
0 Response to " Lama / Durasi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan Penyakit "
Post a Comment