Busung Lapar di Negeri Kaya Sumber Daya Alam


Raut wajah pucat, wajah membulat dan sembab (moon face) atau seperti orang tua (monkey face), ingus keluar dari hidung, otot mengecil, lingkar lengan atas kurang dari 14 cm, rambut menipis berwarna merah seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit, sangat kurus tampak tulang terbungkus kulit, tulang rusuk menonjol, kulit keriput, bengkak pada seluruh tubuh terutama pada punggung kaki dan bila ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang itulah yang dapat kita lihat pada anak penderita busung lapar. Penderita busung lapar banyak ditemui di negara dunia ketiga dan dunia keempat atau bisa disebut negara berkembang dan negara miskin.
Busung Lapar atau gizi buruk adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam asupan makanan sehari-hari hingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Penyakit ini diakibatkan karena kekurangan protein kronis pada anak-anak yang sering disebabkan beberapa hal, antara lain anak tidak cukup mendapat makanan bergizi, anak tidak mendapat asuhan gizi yang memadai. Gizi buruk bisa berarti under nutrition (kurang gizi) atau over nutrition (kelebihan zat gizi). Penderita kekurangan gizi dibedakan atas penderita marasmus (kekurangan energi), penderita kwarsiorkor (kekurangan protein) dan penderita marasmikwashiorkor (yang kekurangan zat energi sekaligus protein). Pembengkakan pada penderita busung lapar terjadi karena ada cairan tubuh yang keluar dari pembuluh darah dan masuk ke dalam intersel akibat terganggunya perimbangan kadar protein dalam tubuh.
Para  ahli  gizi  dalam  berbagai  kesempatan  mengingatkan  bahwa penggunaan istilah  "busung  lapar",  apalagi jika  kemudian analisis penyebabnya disederhanakan hingga menjadi hanya karena kelaparan atau kurang pangan ditingkat makro, adalah tidak tepat. Apa yang terjadi pada anak balita tersebut lebih tepat jika disebut sebagai "gizi buruk". Secara teknis gizi buruk diartikan sebagai kondisi dimana z-skor  berat badan anak  balita adalah  kurang dari  -3 sd.  Pada kondisi  ini  bisa  terjadi  oedema  atau  tidak.  Menurut  data  Direktorat  Gizi, Departemen Kesehatan (2005), pada tahun 2004 diperkirakan ada sekitar 1,5  juta anak  yang  mengalami  gizi  buruk,  dan  sekitar  10%  diantaranya  mengalam marasmus  (sangat  kurus,  tidak  ada  oedema),  kwashiorkor  (ada  oedema)  ataukeduanya  (marasmus-kwashiorkor). Penyebab terjadinya gizi  buruk  balita  lebih kompleks. Sebagai penyebab  langsung,  anak tidak mendapat makanan dengan gizi seimbang, yaitu Air Susu  Ibu (ASI) waktu umur  0  - 6  bulan,  dan  Makanan  Pendamping AS1  (MP-AS!)  yang  memenuh syarat waktu umur 6 -  24 bulan, Penyebab langsung lain adalah infeksi,  terutama diare, batuk-pilek-demam (ISPA), dan campak. Penyebab  tidak  langsung  terjadinya  gizi  kurang  atau  buruk  adalah  tidak cukup  lersedianya pangan  di  rumah  tangga,  kurang  baiknya  pola  pengasuhan anak  terutama dalam  pola pemberian makan  pada balita,  kurang memadainya sanitasi dan  kesehatan  lingkungan  serta  kurang baiknya  pelayanan kesehalan. Semua keadaan ini berkaitan erat dengan rendahnya tingkat pendidikan, tingkat pendapatan  dan kemiskinan. Di  tingkat yang paling  'mendasat penyebab masalah gizi kurang adalah buruknya kondisi ekonomi, misalnya terjadinya krisis ekonomi seperii yang  terjadi  beberapa waktu  lalu.  Tentu  saja  kondisi  ini  akan  semakin parah  bila  krisis ekonomi  ini  disertai  dengan  krisis  politik,  konflik  sosial,  serta bencana alam seperti yang akhir-akhir ini sering terjadi di tanah air.
Indonesia negara yang kita tinggali adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Kata Indonesia berasal dari kata Latin indus yang berarti Hindia dan kata Yunani nesos yang berarti pulau, nesioi (jamak) berarti pulau-pulau. Dengan demilcian, kata Indonesia berarti pulau-pulau Hindia. Indonesia dikenal pula dengan sebutan Nusantara. Kata Nusantara berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu nusa yang berarti pulau dan antara yang berarti hubungan. Jadi, Nusantara berarti rangkaian pulau-pulau. Menurut pengertian geogiafis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang dari 95°-141° Bujur Timur, dan 6° Lintang Utara sampai 11° Lintang Selatan. Indonesia adalah negara dengan rankaian pulau yang terbesar di dunia. Negeri kita terhampar sepanjang 5.000 kilometer atau menutupi seluruh negeri-negeri Eropa sejak dari pantai barat benuanya sampai keperbatasan paling ujung di sebelah timur. Sesudah Australia adalah negara keenam terbesar, dengan luas tanah sebesar dua juta mil persegi . Penghasil kopi paling baik di dunia, penghasil timah kedua terbesar di dunia, negara terkaya di alam semesta dalam hal sumber alam ( Cindy Adams,2005:4)                                                                                                                                                                                                  
Selain itu Negara ini adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia). Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian, yaitu : cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta no.2 dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil). Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia. Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang terkaya (18% dari total dunia). Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia. Juga memiliki jumlah masjid terbanyak.
Seperti yang kita ketahui penyakit gizi buruk disebabkan kurangnya asupan gizi berupa protein dan energi. Protein dan energi di dapat dari makanan yang dimakan dan uang diperlukan untuk membeli makanan. Oleh karena itu kemiskinan menjadi salah satu atau faktor utama terjadinya penyakit gizi buruk. Sumber alam di negeri ini begitu melimpah. Bila diolah dengan benar dan bertanggung jawab rakyat negara ini tentunya akan makmur. Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen, produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp 8.100 triliun dan ekonomi Indonesia nomor 14 besar dunia itu menandakan berbagai capaian spektakuler pemerintah dalam bidang ekonomi. Tapi sayangnya pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan pemerataan. Penguasaan ekonomi dan kekayaan alam Indonesia hanya dimiliki oleh 40 orang terkaya di Indonesia (republika). Hanya sebagian orang yang menikmati pertumbuhan ekonomi itu, sedangkan pengangguran dan kemiskinan tidak turun akan tetapi terus naik oleh karena nya penderita gizi buruk terus berkembang.
Ini menandakan tidak adanya pemerataan kekayaan di negara yang kaya sumber alam. Kekayaan alam yang terus dieksploitasi dan menghasilkan materi yang tidak sedikit, tidak dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Hanya dinikmati sebagian orang yang berkuasa dan rakyat kecil tetap sengsara. Hal ini tidak sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi: ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Firman-firman Allah yang diturunkan kepada Rassullullah pada awal Islam di Mekah selain menekankan ketauhidan juga banyak membahas tentang larangan menumpuk harta kekayaan. Dalam kebanyakan surat Al-Qur’an, shalat tidak pernah disebut tanpa diiringi dengan zakat. Zakat, seperti digariskan Al-Qur’an, dimaksudkan untuk distribusi kekayaan kepada fakir dan miskin, untuk membebaskan budak, membayar utang mereka yang berutang dan memberikan kemudahan bagi ibnu sabil (Engineer,2007:9). Cukupkah 2,5% zakat yang dikeluarkan untuk mengatasi ketimpangan ekonomi yang begitu besar. Yang pasti celakalah orang yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya. Bahwa harta itu tidak akan mengekalkanmu, Allah lah pemilik semua hartamu dan hartamu hanyalah titipan-Nya.
Penyakit gizi buruk yang identik dengan kemiskinan ini paling tidak memiliki tiga faktor yaitu : kemiskinan, akses sarana kesehatan dan sosial budaya. Kemiskinan adalah faktor utama penyebab gizi buruk. Diperlukan rekonstruksi UUD 1945 pasal 33 untuk kemakmuran rakyat, pemerintah hendaknya mengeluarkan kebijakan yang tidak merugikan rakyat. Selain pemerintah perlu juga peran aktif seluruh rakyat indonesia yang merasa memiliki harta berlebih agar memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada yang membutuhkan. Akses pelayanan kesehatan juga penting, ketika akses untuk mendapatkan layanan kesehatan mudah tentunya gejala gizi buruk yang timbul dapat tanggulangi segera. Hal ini membutuhkan peran pemerintah dalam menyediakan tenaga kesehatan di daerah terpencil dengan pengobatan tanpa biaya atau paling tidak dapat terjangkau oleh masyarakat. Masyarakat yang memiliki keahlian dapat menyumbangkan jasa secara sukarela. Sosial budaya menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya gizi buruk. Di suku tertentu melarang anggotanya mengkonsumsi kacang-kacangan. Ada juga suku yang mewariskan kebiasaan hidup boros mengadakan acara adat yang menguras kekayaan pertania dan peternakan. Selain itu pendidikan keluarga penting, ayah perlu berkorban tidak merokok karena harga 1 bungkus rokok sama dengan 4 sampai 6 butir telur. Ibu juga berkorban tidak memakai perhiasan karena uangnya bisa digunakan membeli beberapa kilo telur dan susu.
( (Januari, 2011) Tugas kuliah bahasa Indonesia)


0 Response to " Busung Lapar di Negeri Kaya Sumber Daya Alam "

Post a Comment

Artikel Lainnya

loading...

Random post